Mau Jadi Pendengar Maka Anda akan Jauh Lebih Baik
Mau Lebih Baik? Jadilah Pendengar
Pernah mendengar istilah tong kosong nyaring bunyinya? tidak asing lagi
bukan? Memang telihat sebuah ungkapan biasa, ungkapan yang sering kita
dengar dari jaman kita masih bermain galasin sampai dengan sekarang di
mana kita sudah menggunakan internet dalam kehidupan kita. Ungkapan ini
sederhana, sering didengar dan gampang dimengerti.
Hanya satu hal yang kurang di dalamnya, yaitu kemauan kita untuk memahami ungkapan itu dan menerapkannya dalam menjalani hidup kita sehari-hari. Manusia pada umumnya memang mengharapkan untuk menjadi seorang pemenang yang selalu ingin didengar dan ingin disanjung. Tapi tahukah anda bahwa keinginan itu membatasi kita untuk menerima hamparan ilmu yang terbentang luas di hadapan kita. Pada saat kita berkomunikasi dengan teman, saudara ataupun adik kita di saat itu lah sebenarnya ilmu-ilmu yang ada dimuka bumi ini datang ke hadapan anda dengan rangkaian kata-kata yang sudah diracik dengan sedemikan baiknya oleh lawan bicara kita.
Ada satu cerita menarik mengenai jadilah pendengar. Pada suatu ketika di mana saya berada di perusahaan tempat saya bekerja, datanglah seorang teman baru yang baru saja masuk sebagai pegawai di perusahaan saya bekerja. Perusahan tempat saya bekerja ini adalah perusahaan pertamanya dalam dunia pekerjaan. Di awal karirnya ini dia mengalami frustrasi dan ketakutan yang teramat sangat terhadap posisinya yang baru, dia merasa memiliki kemampuan di bawah dari yang dibutuhkan untuk mengisi jabatannya sekarang. Dan dia merasa tempat ini bukanlah tempat yang tepat baginya.
Disaat itu dia datang sebagai seorang teman yang membutuhkan saran dan bersedia menjadi pendengar yang siap mendengarkan seribu satu pendapat dari saya, dan sepertinya hal itu didapatkannya. Hari demi hari berlalu dan syukur alhamdulillah sekarang dia masih ada di perusahaan tempat saya bekerja. Namun hal itu berubah, sekarang dia menjadi sosok yang merasa telah mampu untuk menjadi orang yang sesuai dengan jabatan yang diberikan perusahaan.
Namun dibalik itu sekarang dia menjadi sosok yang sepertinya ingin menunjukkan satu persatu prestasi dan kemajuan yang telah dia lewati. Di setiap pertemuan dia selalu ingin menjadi pusat pembicaraan dan orang yang vokal. Hampir semua hal yang dia lewati, diangkatnya menjadi bahan pembicaraan. Dengan keadaan ini apakah anda tahu apa yang sedang dialaminya. Pada saat-saat seperti inilah manusia menghambat dirinya untuk berkembang. Pada saat seperti inilah dia sudah melewatkan ratusan bahkan jutaan ilmu yang seharusnya dia dapat dari temannya namun di berhentikannya dengan cerita-ceritanya.
Tahukah anda bahwa pada saat yang bersamaan dia menceritakan detik demi detik keberhasilannya, dia telah menghambat masuknya ilmu kedalam kepribadiannya. Hal inilah yang sering terjadi pada kita dimana kita hanya mau jadi pendengar disaat benar- benar kita membutuhkan pandangan orang tentang suatu hal. Sementara pada saat kita menjalani hidup kita sehari-hari kita tidak mau berusaha untuk merendahkan hati kita dan membukan telinga lebar-lebar untuk menjadi pendengar yang baik.
Ingatlah bahwa semua pemimpin-pemimpin besar di dunia adalah orang orang yang memiliki sifat rendah hati dan selalu menjadi pendengar yang baik, oleh karena itu camkanlah dalam hati bahwa anda adalah orang biasa yang selalu butuh pandangan dan ilmu dari orang lain, rendahkanlah hati dan bukalah telingamu seluas-luasnya untuk memperbanyak pundi-pundi ilmu untuk bekal melewati kehidupan yang lebih baik.
"Live Can Be SO hard But U can Passed it with a smile"
Founder & Moderator Berani Gagal Dodi Loebiz
Hanya satu hal yang kurang di dalamnya, yaitu kemauan kita untuk memahami ungkapan itu dan menerapkannya dalam menjalani hidup kita sehari-hari. Manusia pada umumnya memang mengharapkan untuk menjadi seorang pemenang yang selalu ingin didengar dan ingin disanjung. Tapi tahukah anda bahwa keinginan itu membatasi kita untuk menerima hamparan ilmu yang terbentang luas di hadapan kita. Pada saat kita berkomunikasi dengan teman, saudara ataupun adik kita di saat itu lah sebenarnya ilmu-ilmu yang ada dimuka bumi ini datang ke hadapan anda dengan rangkaian kata-kata yang sudah diracik dengan sedemikan baiknya oleh lawan bicara kita.
Ada satu cerita menarik mengenai jadilah pendengar. Pada suatu ketika di mana saya berada di perusahaan tempat saya bekerja, datanglah seorang teman baru yang baru saja masuk sebagai pegawai di perusahaan saya bekerja. Perusahan tempat saya bekerja ini adalah perusahaan pertamanya dalam dunia pekerjaan. Di awal karirnya ini dia mengalami frustrasi dan ketakutan yang teramat sangat terhadap posisinya yang baru, dia merasa memiliki kemampuan di bawah dari yang dibutuhkan untuk mengisi jabatannya sekarang. Dan dia merasa tempat ini bukanlah tempat yang tepat baginya.
Disaat itu dia datang sebagai seorang teman yang membutuhkan saran dan bersedia menjadi pendengar yang siap mendengarkan seribu satu pendapat dari saya, dan sepertinya hal itu didapatkannya. Hari demi hari berlalu dan syukur alhamdulillah sekarang dia masih ada di perusahaan tempat saya bekerja. Namun hal itu berubah, sekarang dia menjadi sosok yang merasa telah mampu untuk menjadi orang yang sesuai dengan jabatan yang diberikan perusahaan.
Namun dibalik itu sekarang dia menjadi sosok yang sepertinya ingin menunjukkan satu persatu prestasi dan kemajuan yang telah dia lewati. Di setiap pertemuan dia selalu ingin menjadi pusat pembicaraan dan orang yang vokal. Hampir semua hal yang dia lewati, diangkatnya menjadi bahan pembicaraan. Dengan keadaan ini apakah anda tahu apa yang sedang dialaminya. Pada saat-saat seperti inilah manusia menghambat dirinya untuk berkembang. Pada saat seperti inilah dia sudah melewatkan ratusan bahkan jutaan ilmu yang seharusnya dia dapat dari temannya namun di berhentikannya dengan cerita-ceritanya.
Tahukah anda bahwa pada saat yang bersamaan dia menceritakan detik demi detik keberhasilannya, dia telah menghambat masuknya ilmu kedalam kepribadiannya. Hal inilah yang sering terjadi pada kita dimana kita hanya mau jadi pendengar disaat benar- benar kita membutuhkan pandangan orang tentang suatu hal. Sementara pada saat kita menjalani hidup kita sehari-hari kita tidak mau berusaha untuk merendahkan hati kita dan membukan telinga lebar-lebar untuk menjadi pendengar yang baik.
Ingatlah bahwa semua pemimpin-pemimpin besar di dunia adalah orang orang yang memiliki sifat rendah hati dan selalu menjadi pendengar yang baik, oleh karena itu camkanlah dalam hati bahwa anda adalah orang biasa yang selalu butuh pandangan dan ilmu dari orang lain, rendahkanlah hati dan bukalah telingamu seluas-luasnya untuk memperbanyak pundi-pundi ilmu untuk bekal melewati kehidupan yang lebih baik.
Founder & Moderator Berani Gagal Dodi Loebiz
Komentar
Posting Komentar